Jakarta pusat – BeritaNU.NET | Dalam rangka penguatan paham ahlusunnah wal jama’ah muslimat NU se DKI Jakarta. PW muslimat NU DKI Jakarta menyelenggerakan madrasah kader ahlusunnah wal jama’ah yang bertempat di Aula lt. 8, Gedung PBNU, Jl. Kramat Raya No.164, RT.7/RW.2, Kenari, Senen, Jakarta Pusat.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh penting dari NU dan Muslimat NU seperti, Wakil Ketua PBNU Dr. H. Mulawarman Hannase M.A, Dr. Hj. Sri Mulyati M.A, Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta Ibu nyai Hisbiyah Rohim, KH. Taufik Damas Lc, H. Ubaidillah, Ketua LD PBNU KH. Dr. Abdullah Samsul Arifin serta perwakilan dari cabang muslimat NU se DKI Jakarta yang berjumlah 7 orang utusan dari masing-masing cabang.
Dalam sambutan Ibu nyai isbia rohim menegaskan bahwa muslimat NU DKI Jakarta harus kembali menyapa jamaahnya di majlis ta’lim untuk menggelar pengajian ibu-ibu.
“Sekarang muslimat NU DKI sudah harus kembali untuk menyapa jamaah majlis talim untuk menuntut ilmu dipengajian yang ibu-ibu dirikan,” ungkapnya pada sabtu, (6/7/2022).
Muslimat NU DKI Jakarta menjadi ukuran bagi muslimat NU lainnya di Indonesia
“Muslimat NU di Jakarta memiliki banyak anak cabang, atas dasar itulah peranan kita di Jakarta sangat menentukan kegiatan di daerah lain diseluruh Indonesia karna kita tinggal di ibu kota,” tegasnya pada sambutan acara tersebut.
Ibu nyai isbia menitik beratkan kepada para muslimat NU Jakata juga memiliki peran tambahan yaitu mengajarkan ahlusunnah wal jama’ah ala NU ditengah-tengah masyarakat dan khususnya ibu-ibu setempat.
“Ibu-ibu semua punya kewajiban yang tidak kalah penting dari urusan rumah tangga yaitu mengajarkan ahlusunnah wal jama’ah ala NU di pengajian serta lingkungan yang ibu tinggali”.
dalam sambutan pembukaan madrasah kader aswaja, wakil ketua PBNU Dr. H. Mulawarman hannase M.A memberikan keterangan soal era distrubsi yang terjadi pada saat ini, menurutnya zaman menjadi terbolak-balik antara yang benar dan salah.
“Saat ini kita berada di era distrubsi yaitu zaman dimana kebenaran dan kesalahan menjadi terbolak-balik dalam peraturan disemua sisi kehidupan apalagi keagamaan, seperti fenomena mendadak ustadz yaitu mereka yang tidak punya pemahaman agama yang kuat serta tidak pernah nyantri malah banyak diikuti oleh umat karna followers di media sosial yan banyak, pada ada sisi lain ulama yang belajar ilmu agama dan sedari kecil nyantri, akan tapi malah dijauhi, dicaci bahkan dibenci oleh umat,” terangnya dalam sambutan madrasah kader aswaja.
Selain itu KH. Taufik damas menegaskan perlu kiranya untuk umat dizaman sekarang untuk mencari penceramah yang memilih jalan dakwah yang penuh kasih sayang seperti yang diajarkan nabi Muhammad SAW.
“Maka perlu dicari ulama penceramah yang baik tutur katanya yang sesuai dengan akhlak nabi Muhammad SAW, jangan cari yg penuh caci maki, orang NU gk boleh ngundang penceramah demagog yaitu yang isi ceramahnya penuh dengan hasutan yang mengakibatkan umat menjadi mudah menyalahkan dan membenci karna nabi gk pernah mencontohkan,” tutupnya.
Kontributor: Haekal attar
Editor: Haekal attar