Ketua PWNU DKI Jakarta, KH. Samsul Ma’arif, memberikan semangat kepada para guru PAUD binaan Muslimat NU DKI Jakarta untuk terus berkomitmen dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan memiliki karakter yang baik. Hal ini disampaikannya pada acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Guru PAUD binaan Muslimat NU DKI Jakarta dengan tema “Implementasi Kurikulum Merdeka Guru TK RA dan TKQ” yang berlangsung pada Sabtu, 22 Juli 2023.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Samsul Ma’arif juga menyoroti ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata “ya bunaya” sebagai contoh pemanggilan dengan makna penuh kasih sayang dan kedekatan, meskipun kata tersebut secara harfiah mengandung arti kecil. Beliau menekankan pentingnya menciptakan hubungan penuh kasih antara guru dan murid dalam proses pendidikan, mirip dengan bagaimana Lukman Al-Hakim mendidik anaknya dengan kelembutan.
“Murid seharusnya dapat dianggap sebagai anak sendiri, baik dalam aspek keagamaan maupun dalam pengasuhan. Dalam hal ini, murid menjadi anak ideologis bagi seorang guru, yang membentuk karakter dan moral anak didiknya dengan tanggung jawab penuh,” ungkapnya.
Pandangan KH. Samsul Ma’arif juga mencakup “waladun yulidu,” di mana murid, baik secara biologis maupun yang diasuh, dianggap sebagai anak ideologis. Peran seorang guru sangat penting dalam membentuk generasi yang berkualitas. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya keikhlasan dan dedikasi dalam proses mengajar.
“Dalam mengajar, seorang guru harus memiliki keikhlasan dan kualitas yang tinggi karena murid adalah amanah dari Allah. Meskipun gaji mungkin tidak seberapa, tugas mengajar memiliki nilai luar biasa dan berkah yang besar,” tegasnya.
Selain itu, KH. Samsul Ma’arif menekankan bahwa peran seorang guru memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak didiknya. Seorang guru berkualitas dan berdedikasi dapat mempengaruhi banyak murid, bahkan mencapai ribuan doa dari mereka. Oleh karena itu, para guru dituntut untuk memberikan yang terbaik dalam mendidik dan membimbing generasi muda agar menjadi individu yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang dijiwai oleh nilai-nilai keaswajaan, diharapkan pendidikan PAUD akan semakin menjadi pondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa dan peradaban.
KH. Samsul Ma’arif juga menekankan bahwa tanggung jawab pendidikan berada di tangan ibu-ibu. Jika anak-anak berkualitas, maka guru-gurunya juga harus berkualitas. Proses mengajar bukan hanya tentang pendidikan formal, tetapi juga melibatkan hati dan dedikasi yang mendalam.
Ketua PWNU DKI Jakarta, KH. Samsul Ma’arif, memberikan semangat kepada para guru PAUD binaan Muslimat NU DKI Jakarta untuk terus berkomitmen dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan memiliki karakter yang baik. Hal ini disampaikannya pada acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Guru PAUD binaan Muslimat NU DKI Jakarta dengan tema “Implementasi Kurikulum Merdeka Guru TK RA dan TKQ” yang berlangsung pada Sabtu, 22 Juli 2023.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Samsul Ma’arif juga menyoroti ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata “ya bunaya” sebagai contoh pemanggilan dengan makna penuh kasih sayang dan kedekatan, meskipun kata tersebut secara harfiah mengandung arti kecil. Beliau menekankan pentingnya menciptakan hubungan penuh kasih antara guru dan murid dalam proses pendidikan, mirip dengan bagaimana Lukman Al-Hakim mendidik anaknya dengan kelembutan.
“Murid seharusnya dapat dianggap sebagai anak sendiri, baik dalam aspek keagamaan maupun dalam pengasuhan. Dalam hal ini, murid menjadi anak ideologis bagi seorang guru, yang membentuk karakter dan moral anak didiknya dengan tanggung jawab penuh,” ungkapnya.
Pandangan KH. Samsul Ma’arif juga mencakup “waladun yulidu,” di mana murid, baik secara biologis maupun yang diasuh, dianggap sebagai anak ideologis. Peran seorang guru sangat penting dalam membentuk generasi yang berkualitas. Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya keikhlasan dan dedikasi dalam proses mengajar.
“Dalam mengajar, seorang guru harus memiliki keikhlasan dan kualitas yang tinggi karena murid adalah amanah dari Allah. Meskipun gaji mungkin tidak seberapa, tugas mengajar memiliki nilai luar biasa dan berkah yang besar,” tegasnya.
Selain itu, KH. Samsul Ma’arif menekankan bahwa peran seorang guru memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak didiknya. Seorang guru berkualitas dan berdedikasi dapat mempengaruhi banyak murid, bahkan mencapai ribuan doa dari mereka. Oleh karena itu, para guru dituntut untuk memberikan yang terbaik dalam mendidik dan membimbing generasi muda agar menjadi individu yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
KH. Samsul Ma’arif juga menekankan bahwa tanggung jawab pendidikan berada di tangan ibu-ibu. Jika anak-anak berkualitas, maka guru-gurunya juga harus berkualitas. Proses mengajar bukan hanya tentang pendidikan formal, tetapi juga melibatkan hati dan dedikasi yang mendalam.
Dengan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang dijiwai oleh nilai-nilai keaswajaan, diharapkan pendidikan PAUD akan semakin menjadi pondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa dan peradaban.
Author: Wiwit Musaadah
Editor: Abdurrohman Mubarok