BERITA NU-Perkembangan NU di DKI Jakarta jika ditilik dan dibandingkan dengan daerah lain sangatlah berbeda. NU DKI Jakarta tidaklah bermula dari pesantren sebagaimana daerah lain, sehingga dari segi kuantitas sangatlah sedikit, tetapi hal ini tidak membatasi harapan adanya kualitas yang lebih baik.
Mengingat hal itu, berkaitan dengan adanya acara “Penguatan Kelembagaan dan Penguatan Kapasitas Pengurus NU Se DKI Jakarta” yang diselenggarakan oleh PW RMI NU DKI menjadi salah satu titik awal pengembangan kapasitas dan kualitas NU dari berbagai sudut pandang khususnya pengelolaan lingkungan sebagaimana tema utama yang diangkat pada acara ini yaitu “Ecopreuneur”.
KH Emka Farah Mumtaz dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Ecopreuner merupakan sesuatu yang sangat besar. Karena, hal tersebut akan berkaitan dengan dua point penting yang perlu diperhatikan. Pertama, NU Sebagai penjaga ekonomi. Kedua, NU sebagai penjaga llngkungan.
“Ecopreuneur sebagai suatu sistem pengusaha tapi tetap menjaga lingkungan akan berkaitan dengan dua hal besar yakni pertama NU sebagai pengusaha dan NU sebagai penjaga lingkungan. NU sebagai pengusaha sangatlah relevan dengan pola perkembangan NU di DKI Jakarta yang dapat dikatakan seabagai Nahdlatut Tujjar atau perkembangan NU bermula dari pada pedagang.” Ujarnya
Maka, sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya gerakan untuk merealisasikan dua cita-cita besar pesantren sebagai penjaga ekonomi dan lingkungan. KH Ma’ruf Amin sebagai refresentasi santri pada tokoh nasional, telah mengadakan beberapa program untuk mendukung hal tersebut seperti adanya OPOP (One Pesantren One Prduct)
One Pesantren One Product (OPOP) merupakan program yang dijalankan oleh Pondok Pesantren untuk mencapai kesejahteraan masyarakat serta kemandirian secara ekonomi, melalui pengembangan unit-unit usaha yang dijalankan oleh Pesantren. OPOP memiliki manfaat untuk internal pesantren yaitu peningkatan produktivitas. Dengan adanya kemandirian ekonomi pada suatu pesantren, kekuatan dan potensi pesantren untuk menjaga lingkungan juga semakin tinggi.
Berkaca pada beberapa daerah, program tersebut telah terealisasi bermula dengan diterbitkannya Peraturan Gubenur seperti di Jawa Barat. Sehingga, DKI Jakarta haruslah segera mengambil langkah walaupun belum diterbitkannya PERGUB seperti daerah lain, karena kerusakan lingkungan yang terjadi pada wilayah ini susah sangatlah besar.
Simpulnya, dengan adanya kegiatan ini, menjadi langkah awal mewujudkan pesantren sebagai penjaga ekonomi dan lingkungan untuk DKI Jakarta dan DKI Jakarta untuk Indonesia.
Author: Abdurrohman Mubarok
Editor: Wiwit Musaadah