Jakarta – BeritaNU.NET | Wakil Katib syuriyah PWNU DKI Jakarta KH. Taufik Damas L.c menyerukan bahwa nahdlatul ulama adalah salah satu organisasi yang menyampaikan ajaran agama islam dengan benar dan sesuai sanad keilmuan. Dalam acara madrasah kader aswaja muslimat NU DKI Jakarta, yang bertempat di Aula lt. 8, Gedung PBNU, Jl. Kramat Raya No.164, RT.7/RW.2, Kenari, Senen, Jakarta Pusat. Sabtu, (6/7/2022).
“Memang jadi orang NU ini berat karena NU sebetulnya diberi amanat untuk menyampaikan Islam yang sebenarnya di bawa oleh nabi Muhammad Saw, diteruskan oleh para sahabat para tabi’in, ulama-ulama salaf, ulama-ulama mazhab yang kemudian kitab-kitabnya dipelajari oleh tokoh-tokoh dari berbagai dunia termasuk tokoh-tokoh Indonesia dengan baik serta sanad keilmuan yang jelas”.
Pada persoalan ini, menurut kiai taufik dasar utama yang diajarkan terlebih dahulu adalah dikuatkannya soal pilar islam. Karna menurutnya, kalau kita kembali kepada ajaran Islam yang baik dan benar, dikuatkan dahulu pilar islamnya, yaitu ada 3;
- Yang pertama Islam dengan rukunnya (yaitu melahirkan ilmu fikih dan Ushul)
- Yang kedua Iman dengan rukun nya ( yaitu melahirkan ilmu tauhid )
- Yang ketiga Ihsan ( menyembah Allah seolah-olah melihat nya, jika tidak bisa seperti itu maka yakinlah Allah bahwa melihat kita)
Sehingga menurut kiai taufik “Pilar inilah yang dijabarkan menjadi ilmu tasawuf, jadi dari tiga pilar ini ahlussunah wal jama’ah lahirlah kitab-kitab ilmu fiqih dan sebagainya yang dizaman sekarang ilmu-ilmu menjadi penting akan tetapi jarang diajarkan di majelis ta’lim,” pungkasnya.
Selanjutnya kiai taufik memberikan keterangan bahwa dalam menyebarkan ilmu dan paham keagamaan ahlusunnah wal jamaah ala NU diperlukan konsistensi dengan membuat kelas pelatihan aswaja serta menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh umat.
”Menyampaikan ilmu dan paham keagamaan ahlusunnah wal jamaah NU itu berat, beda dengan orang yang sekedar berkumpul apalagi kemudian dapet sembako,” candanya dalam penjelasan tersebut.
“Memang berat tapi ditengah rasa berat itu kita perlu mengemasnya dengan sebaik mungkin, seperti yang sebetulnya sudah berjalan sebelum corona dengan mengadakan acara pelatihan aswaja diberbagai kecamatan”,
“Saya sering diajak untuk mengisi materi dan saya berharap kalaupun di kecamatan tertentu ada pelatihan aswaja, jangan cuma ibu-ibu muslimat yang hadir tapi ajaklah temen-temen nya yang kira-kira punya pengaruh dengan masyarakat karna kita akan menjelaskan ahlusunah wal jama’ah itu sejak diniyyah dengan bahasa yang sederhana tidak terlalu rumit,” kata kiai taufik.
“Maka kita selaku kader nahdlatul ulama harus mengembalikan ilmu-ilmu para ulama yang tidak lain adalah warisan nabi untuk menjadi popular di masyarakat dengan kemasan yang mungkin agak serius,” tutupnya.
Editor: Haekal Attar.